Penulis : A. Riawan Amin
Tebal buku : 194 halaman
Penerbit : Celestial
Publishing
Buku ini
dimulai dengan sebuah penjelasan mengenai arti kata militansi. Dijelaskan dari
berbagai macam sumber berkenaan dengan militansi ini, di mana penulis
mengerucutkan pada tiga ciri seorang militan yaitu aktivis, tak pernah berhenti
berjuang, memiliki strong leadership dan
visioner. Sementara arti secara harfiahnya yaitu mengabdi layaknya seorang
tentara. Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang-orang yang mengaku aktivis
pergerakan yang ingin memiliki militansi super. Dalam bab pendahuluan diambil
contoh dua orang tokoh yang sangat berpengaruh di Indonesia dan memiliki
militansi yang kuat. Dia adalah Soekarno dan Hatta.
Secara
jelas buku ini menceritakan karakter dua orang pemimpin Indonesia itu. Dengan
disertai fakta-fakta sejarah dan sedikit ilustrasi gambar membuat buku ini
sangat menarik untuk dibaca.
Mengapa
di Republik Indonesia perlu menuntut Irian Barat (sekarang Papua) dari tangan
Belanda? Kalau pertanyaan itu dilontarkan pada pemimpin yang tidak visioner,
lemah militansinya, maka betul Irian Barat saat itu tak lebih hanya hutan,
rawa, dan penyakit malaria. Tapi tidak, dengan Presiden Soekarno. Ia
habis-habisan membakar rakyatnya untuk bersatu bergandengan tangan membebaskan
Irian Barat dari penjajahan Belanda. Bertempat di lapangan banteng, Jakarta,
Soekarno mengingatkan betapa strategisnya Irian Barat buat masa depan ekonomi
Indonesia.
Paragraf
di atas merupakan petikan dari salahsatu bagian buku tersebut di atas. Dengan
gaya bahasanya yang menarik, mas Amin ingin menggambarkan bagaimana orang-orang
terdahulu memiliki militansi yang kuat. Di atas militansi itulah bangsa
Indonesia ini pun berdiri.
Buku
ini memberikan warna dan sudut pandang yang berbeda soal militan. Kata
militansi sering diidentikkan dengan kekerasan. Disalahartikan sebagai
terorisme. Padahal, miitansilah yang membuat bangsa ini merdeka; yang mengawal
para pahlawan berjuang tanpa pamrih, siap menderita, hidup bersih dan
sederhana. Hanya dengan semangat yang sama, anak-anak negeri ini bisa kembali
bangkit mengejar ketertinggalannya.
0 komentar:
Posting Komentar