Kamis, 25 Oktober 2012

Alam sebagai Sebuah Sistem Pendidikan


Ada murid dapat hanya belajar dari guru ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporak-porandakan kota dan desa. Ada yang belajar dari apel yang jatuh dari bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa di antara mereka, bila “Melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu, dan amalnya akan membuatmu semakin cinta akhirat.” (Rahmat Abdullah)

Alam adalah guru kehidupan. Orang yang tak dapat belajar dari alam, sangat tak berpotensi untuk belajar dari guru manusia. Kata-kata yang dalam, penuh dengan makna. Setiap manusia hendaknya memikirkan setiap detik kehidupannya, sebab selalu tersimpan hikmah di balik itu semua. Itulah sebabnya, ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik.

Sesungguhnya yang akan ditegaskan dalam tulisan ini bukanlah sosok seorang manusia, tetapi tentang kalimat mendalam mengenai penyikapan kita terhadap setiap guru kita, termasuk alam. Setiap kejadian di alam selalu memberikan pelajaran kepada setiap orang yang mau berpikir, mau mengambil pelajaran. Tak ada satu kerja, satu peristiwa, yang sia-sia. Semuanya memiliki hikmah tersendiri. Oleh karenanya, diri ini berpendapat bahwa seandainya setiap orang diberikan satu nikmat saja di dunia ini, maka ia akan terus bertambah keimanannya selama ia masih hidup.

Seseorang yang bersyukur diberikan nikmat mata, ia akan melihat sekelilingnya, pohon-pohon, tanah, langit, bahkan dirinya sendiri, dengan penuh kekaguman. Tak ada yang bisa membuat itu semua kecuali Yang Maha Kuasa. Ia pun akan bersyukur masih bisa menikmati keindahan, melihat warna pelangi kehidupan.

Berlanjut ke pembahasan guru tadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkannya dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat 190-191. Silahkan dibaca sendiri ya. Intinya, segala sesuatu di dunia ini tidak diciptakan dengan sia-sia. Ia bisa dijadikan guru oleh kita. Sebagaimana kita diperintahkan untuk belajar pada semut dan lebah. Kita juga harus bisa menjadikan alam yang lain sebagai guru. Tak hanya duduk di kelas dan mendengarkan penjelasan seorang guru manusia, kita juga bisa mengeksplorasi diri untuk menemukan ilmu melalui alam yang nyata.

Ilmu gravitasi Newton terinspirasi dari alam. Dari sebuah apel yang jatuh. Ilmu genetika, terinspirasi dari tanaman kacang-kacangan. Dan semua ilmu yang sekarang kita pelajari di kelas-kelas sesungguhnya semua berasal dari alam. Ya, ilmu alam. Sosial juga adalah ilmu dari alam manusia. Sesuatu yang bersifat alamiah yang ada pada diri setiap manusia.

Dari semua penjelasan itu, patutkah kita membatasi ruang belajar kita di kelas-kelas yang kadang terasa sempit, sesak, dan panas? Tidak. Setiap orang memiliki cara sendiri dalam belajar. Dan semuanya pasti bersumber dari alam meskipun kini ia sudah berada dalam buku-buku besar nan tebal. Alam, dia adalah salahsatu guru terbaikku. Sistem pendidikan terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar