Sebuah
ironi bagi negara demokrasi bahwa terdapat ketidakjelasan praktik politik di
negaranya. Indonesia sebagai penganut sistem demokrasi sebagai sistem
politiknya sampai saat ini masih belum bisa memberikan transparansi politik
pada publik. Banyak masyarakat yang kian hari kian tak peduli pada politik di
negeri ini. Semakin apatis. Tingkah laku sebagian elit politik yang memilukan,
memalukan, dan memuakkan disambut baik dengan apatisme masyarakat.
“Politik Indonesia memang sudah bobrok, ga jelas
tugasnya.”
Kata-kata seperti di atas mungkin
tak jarang terdengar dari lisan rakyat jelata di bumi Indonesia ini. Pemilu
sebagai salah satu bentuk implementasi politik demokrasi Indonesia dibuat tidak
transparan. Banyak masyarakat yang kecewa. Pemilu seolah hanya menjadi ajang
perebutan kekuasaan, budak para elit politik. Anehnya lagi, hampir setiap level
di semua aspek luar politik dipolitisasi. Hukum menjadi mainan politik. Masalah
pekerjaan yang seharusnya mengedepankan keahlian juga dibumbui suasana politik.
Media informasi dikuasai elit politik tertentu. Bahkan sampai masalah UN siswa
SD sampai SMA sudah mulai tercium bau politik.
Kondisi yang sangat memprihatinkan
bagi sebuah bangsa besar seperti Indonesia. Tak heran jika Indonesia pernah
menyandang gelar nomor 1 di Asia untuk kasus korupsi. Hal ini akibat kekotoran
politik yang tidak transparan. Tidak jelas arah politiknya. Semua seolah hanya
mementingkan pribadi dan golongan. Masyarakat yang menjadi korbannya. Kesadaran
politik seakan memudar mewarnai kekeruhan politik yang ada. Begitulah gambaran politik Indonesia saat ini. Siapakah yang mau ikut memperkeruhnya? Atau adakah
yang mau memperjelasnya? Sungguh sebuah ironi.
0 komentar:
Posting Komentar