Ada murid dapat
hanya belajar dari guru ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada
yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan
lalu berubah menjadi badai yang memporak-porandakan kota dan desa. Ada yang
belajar dari apel yang jatuh dari bulan yang menggantung di langit tanpa
tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. Ada yang lebih pandai
berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa
di antara mereka, bila “Melihatnya engkau
langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu, dan amalnya akan
membuatmu semakin cinta akhirat.” (Rahmat Abdullah)
Alam adalah guru
kehidupan. Orang yang tak dapat belajar dari alam, sangat tak berpotensi untuk
belajar dari guru manusia. Kata-kata yang dalam, penuh dengan makna. Setiap
manusia hendaknya memikirkan setiap detik kehidupannya, sebab selalu tersimpan
hikmah di balik itu semua. Itulah sebabnya, ada pepatah yang mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru terbaik.
Sesungguhnya
yang akan ditegaskan dalam tulisan ini bukanlah sosok seorang manusia, tetapi
tentang kalimat mendalam mengenai penyikapan kita terhadap setiap guru kita,
termasuk alam. Setiap kejadian di alam selalu memberikan pelajaran kepada setiap orang yang
mau berpikir, mau mengambil pelajaran. Tak ada satu kerja, satu peristiwa, yang
sia-sia. Semuanya memiliki hikmah tersendiri. Oleh karenanya, diri ini
berpendapat bahwa seandainya setiap orang diberikan satu nikmat saja di dunia
ini, maka ia akan terus bertambah keimanannya selama ia masih hidup.
Seseorang yang
bersyukur diberikan nikmat mata, ia akan melihat sekelilingnya, pohon-pohon,
tanah, langit, bahkan dirinya sendiri, dengan penuh kekaguman. Tak ada yang
bisa membuat itu semua kecuali Yang Maha Kuasa. Ia pun akan bersyukur masih
bisa menikmati keindahan, melihat warna pelangi kehidupan.
Berlanjut ke
pembahasan guru tadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkannya dalam
Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat 190-191. Silahkan dibaca sendiri ya. Intinya,
segala sesuatu di dunia ini tidak diciptakan dengan sia-sia. Ia bisa dijadikan
guru oleh kita. Sebagaimana kita diperintahkan untuk belajar pada semut dan
lebah. Kita juga harus bisa menjadikan alam yang lain sebagai guru. Tak hanya
duduk di kelas dan mendengarkan penjelasan seorang guru manusia, kita juga bisa
mengeksplorasi diri untuk menemukan ilmu melalui alam yang nyata.
Ilmu gravitasi
Newton terinspirasi dari alam. Dari sebuah apel yang jatuh. Ilmu genetika,
terinspirasi dari tanaman kacang-kacangan. Dan semua ilmu yang sekarang kita
pelajari di kelas-kelas sesungguhnya semua berasal dari alam. Ya, ilmu alam.
Sosial juga adalah ilmu dari alam manusia. Sesuatu yang bersifat alamiah yang
ada pada diri setiap manusia.
Dari semua
penjelasan itu, patutkah kita membatasi ruang belajar kita di kelas-kelas yang
kadang terasa sempit, sesak, dan panas? Tidak. Setiap orang memiliki cara
sendiri dalam belajar. Dan semuanya pasti bersumber dari alam meskipun kini ia
sudah berada dalam buku-buku besar nan tebal. Alam, dia adalah salahsatu guru
terbaikku. Sistem pendidikan terbaik.