Delegasi IPB di Musta dan LKMM

Ketika diriku mulai menjadi bagian dari IKAHIMATIKA wilayah 3 dengan ikut serta di Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Matematika dan Musyawarah Tahunan di Serang, Banten.

Harapan untuk Negeri

Sebagai mahasiswa sekaligus warga negara Indonesia, ku selalu mengharapkan yang terbaik untuk bangsa ini. Ingin selalu dapat berkontribusi untuk tanah air tercinta, Indonesiaku.

Rihlah ISC 2011 at Gunung Tangkuban Perahu

Tahun 2011 aku bergabung dengan Islamic Student Center LDK Al-Hurriyyah yang menjadi titik tolak perubahanku di masa kuliah. Senantiasa merindukan pejuang-pejuang itu..

Refreshing bersama Internal BEM FMIPA IPB

Aku pun bergabung di BEM FMIPA IPB, tepatnya di Departemen Internal. Bertemu dengan kawan-kawan yang luar biasa. Di sini aku semakin mengenal dunia politik kampusku..

KAMMI IPB at Bank Indoneisa

Saat ku berada di depan Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia. Kunjungan tokoh ke Ketua DKM Baitul Ihsan yang dibuat oleh Tim Enam dari KAMMI IPB Izzudin Al Qassam.

Senin, 29 Oktober 2012

Payung Mimpi

Semangat teman-temanku begitu membara menyaksikan fenomena-fenomena baru dan ajaib di hadapan mereka. Tak jarang saya dan mereka pun saling bertanya. Mengapa? Ada apa? Ko bisa? Ternyata seperti kata Raihan dalam lagunya yang berjudul Ashabul Kahfi, tak ada mustahil di dunia ini.

Dunia adalah ladang usaha. Sebanyak-banyak yang kita bisa dan sebaik-baik yang kita mampu lakukan, maka lakukanlan beragam kebaikan yang kita ingin lakukan. Semua berlomba. Tak ada kalah dan menang. Yang ada adalah pemberani dan pecundang. Karena semua pasti bisa melakukannya.

Semangat dan keyakinan seperti inilah yang ingin selalu kulihat ada dalam diri dan lingkungan sekitarku. Hal yang biasa kusebut payung mimpi. Karena semangat dan keyakinanlah yang membuat mimpi-mimpiku tetap tegak. Hingga satu per satu terwujud. Insya Allah.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Cahaya Harapan

Malam ini adalah malam yang indah. Sinar rembulan tak seperti biasanya. Di sekelilingnya terdapat cahaya melingkar dengan sedikit warna pelangi. Ku terpana menatapnya. Bagus banget deh pokoknya. Dalam hati ini pun ku menyimpan cahaya harapan. Cahaya untuk selalu memberikan yang terbaik. Bagi diri sendiri, keluarga, sahabat, serta orang yang selalu setia mendampingiku dalam setiap langkah perjuangan.

Malam yang indah ini menaruh cahaya harapan yang amat besar pada sebuah mimpi. Mimpi akan kembalinya kejayaan negeri ini. Kejayaan umat. Ku ingin selalu berkontribusi untuk semuanya. Adikku, teman-temanku, dan semua yang bahkan belum mengenal diriku.

Terkadang dalam masa-masa ujian seperti ini pun ku masih sering mengeluh, malas belajar, tak mau berusaha maksimal. Bagaimana bisa diri ini menjadi cahaya yang menerangi alam raya? Menerangi diri sendiri saja kadang masih redup.

Akan tetapi tak boleh ada kata menyerah. Tak sanggup. Tak bisa. Semua kata itu haruslah lenyap dari hati dan pikiran seorang pejuang sejati. Meski baru menapaki langkah-langkah kecil. Walau baru sedikit keringat pengorbanan untuk orang-orang tercinta. Ku akan terus melangkah menuju cahaya harapan itu. Seperti kata Imam Syafi'i, "Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang."

Aku percaya harapan itu akan selalu ada. Ku ingin menjadi cahaya harapan itu. Sehingga dapat menyinari banyak harapan. Menambah intensitas cahaya yang sudah mulai redup. Untuk selalu dapat menerangi setiap harapan dan mimpi.

Kamis, 25 Oktober 2012

Happy Ied Mubarak

Tak terasa sudah 1433 tahun setelah hijrahnya Nabi Muhammad saw ke Madinah kita masih bisa merasakan nikmat iman dan islam yang agung. Dan sudah sekian lama agenda Idul Adha sebagai salah satu pengingat kita akan pentingnya berkurban berlalu. Kini kembali hadir dan kita merayakannya bersama umat islam di seluruh penjuru bumi ditemani saudara-saudara kita yang berada di tanah suci untuk menunaikan haji.

Sungguh indah jika kita mengenang perjalanan masa lalu dari kurban ini. Seakan kita berada di zaman Nabiyullah Ibrahim as. Seorang ulul azmi minar rasul yang merupakan bapak para Nabi dan Rasul. Khalilullah, kekasih Allah. Seorang pencari kebenaran sejati. Ilmuwan yang sangat ilmiah. Teruji iman dan komitmen ketakwaannya.

Dari perjalanan beliau yang sangat luar biasa kita bisa banyak mengambil banyak pelajaran. Sejarah berhaji dan berkurban dimulai pada zaman beliau. Pengalaman berkurban yang tiada tara saat mencari kebenaran dan ketika berdakwah mengajak manusia kepada Rabb-nya juga amat sangat gigih. 17 tahun meninggalkan keluarga tercinta di padang pasir yang gersang demi mencari ridha Allah. Siapa yang tak kenal beliau? Seorang sosok yang luar biasa.

Tak adakah orang yang mau mencontoh? Mengambil pelajaran dari beliau? Yuk belajar meneladani beliau dengan berkurban. Dan berazzam untuk sama-sama menunaikan rukun islam yang kelima. Berhaji ke Baitullah. InsyaAllah.

Alam sebagai Sebuah Sistem Pendidikan


Ada murid dapat hanya belajar dari guru ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporak-porandakan kota dan desa. Ada yang belajar dari apel yang jatuh dari bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa di antara mereka, bila “Melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu, dan amalnya akan membuatmu semakin cinta akhirat.” (Rahmat Abdullah)

Alam adalah guru kehidupan. Orang yang tak dapat belajar dari alam, sangat tak berpotensi untuk belajar dari guru manusia. Kata-kata yang dalam, penuh dengan makna. Setiap manusia hendaknya memikirkan setiap detik kehidupannya, sebab selalu tersimpan hikmah di balik itu semua. Itulah sebabnya, ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik.

Sesungguhnya yang akan ditegaskan dalam tulisan ini bukanlah sosok seorang manusia, tetapi tentang kalimat mendalam mengenai penyikapan kita terhadap setiap guru kita, termasuk alam. Setiap kejadian di alam selalu memberikan pelajaran kepada setiap orang yang mau berpikir, mau mengambil pelajaran. Tak ada satu kerja, satu peristiwa, yang sia-sia. Semuanya memiliki hikmah tersendiri. Oleh karenanya, diri ini berpendapat bahwa seandainya setiap orang diberikan satu nikmat saja di dunia ini, maka ia akan terus bertambah keimanannya selama ia masih hidup.

Seseorang yang bersyukur diberikan nikmat mata, ia akan melihat sekelilingnya, pohon-pohon, tanah, langit, bahkan dirinya sendiri, dengan penuh kekaguman. Tak ada yang bisa membuat itu semua kecuali Yang Maha Kuasa. Ia pun akan bersyukur masih bisa menikmati keindahan, melihat warna pelangi kehidupan.

Berlanjut ke pembahasan guru tadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkannya dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat 190-191. Silahkan dibaca sendiri ya. Intinya, segala sesuatu di dunia ini tidak diciptakan dengan sia-sia. Ia bisa dijadikan guru oleh kita. Sebagaimana kita diperintahkan untuk belajar pada semut dan lebah. Kita juga harus bisa menjadikan alam yang lain sebagai guru. Tak hanya duduk di kelas dan mendengarkan penjelasan seorang guru manusia, kita juga bisa mengeksplorasi diri untuk menemukan ilmu melalui alam yang nyata.

Ilmu gravitasi Newton terinspirasi dari alam. Dari sebuah apel yang jatuh. Ilmu genetika, terinspirasi dari tanaman kacang-kacangan. Dan semua ilmu yang sekarang kita pelajari di kelas-kelas sesungguhnya semua berasal dari alam. Ya, ilmu alam. Sosial juga adalah ilmu dari alam manusia. Sesuatu yang bersifat alamiah yang ada pada diri setiap manusia.

Dari semua penjelasan itu, patutkah kita membatasi ruang belajar kita di kelas-kelas yang kadang terasa sempit, sesak, dan panas? Tidak. Setiap orang memiliki cara sendiri dalam belajar. Dan semuanya pasti bersumber dari alam meskipun kini ia sudah berada dalam buku-buku besar nan tebal. Alam, dia adalah salahsatu guru terbaikku. Sistem pendidikan terbaik.

Indonesia Militan


Judul                   :              Indonesia Militan, Intelek, Kompetitif, Regeneratif
Penulis                :              A. Riawan Amin
Tebal buku         :              194 halaman
Penerbit              :              Celestial Publishing

Buku ini dimulai dengan sebuah penjelasan mengenai arti kata militansi. Dijelaskan dari berbagai macam sumber berkenaan dengan militansi ini, di mana penulis mengerucutkan pada tiga ciri seorang militan yaitu aktivis, tak pernah berhenti berjuang, memiliki strong leadership dan visioner. Sementara arti secara harfiahnya yaitu mengabdi layaknya seorang tentara. Buku ini sangat cocok dibaca oleh orang-orang yang mengaku aktivis pergerakan yang ingin memiliki militansi super. Dalam bab pendahuluan diambil contoh dua orang tokoh yang sangat berpengaruh di Indonesia dan memiliki militansi yang kuat. Dia adalah Soekarno dan Hatta.

            Secara jelas buku ini menceritakan karakter dua orang pemimpin Indonesia itu. Dengan disertai fakta-fakta sejarah dan sedikit ilustrasi gambar membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca.

             Mengapa di Republik Indonesia perlu menuntut Irian Barat (sekarang Papua) dari tangan Belanda? Kalau pertanyaan itu dilontarkan pada pemimpin yang tidak visioner, lemah militansinya, maka betul Irian Barat saat itu tak lebih hanya hutan, rawa, dan penyakit malaria. Tapi tidak, dengan Presiden Soekarno. Ia habis-habisan membakar rakyatnya untuk bersatu bergandengan tangan membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda. Bertempat di lapangan banteng, Jakarta, Soekarno mengingatkan betapa strategisnya Irian Barat buat masa depan ekonomi Indonesia.

            Paragraf di atas merupakan petikan dari salahsatu bagian buku tersebut di atas. Dengan gaya bahasanya yang menarik, mas Amin ingin menggambarkan bagaimana orang-orang terdahulu memiliki militansi yang kuat. Di atas militansi itulah bangsa Indonesia ini pun berdiri.

               Buku ini memberikan warna dan sudut pandang yang berbeda soal militan. Kata militansi sering diidentikkan dengan kekerasan. Disalahartikan sebagai terorisme. Padahal, miitansilah yang membuat bangsa ini merdeka; yang mengawal para pahlawan berjuang tanpa pamrih, siap menderita, hidup bersih dan sederhana. Hanya dengan semangat yang sama, anak-anak negeri ini bisa kembali bangkit mengejar ketertinggalannya.

Menanti Kejelasan Politik Negeri Ini


        Sebuah ironi bagi negara demokrasi bahwa terdapat ketidakjelasan praktik politik di negaranya. Indonesia sebagai penganut sistem demokrasi sebagai sistem politiknya sampai saat ini masih belum bisa memberikan transparansi politik pada publik. Banyak masyarakat yang kian hari kian tak peduli pada politik di negeri ini. Semakin apatis. Tingkah laku sebagian elit politik yang memilukan, memalukan, dan memuakkan disambut baik dengan apatisme masyarakat.

            “Politik Indonesia memang sudah bobrok, ga jelas tugasnya.”

            Kata-kata seperti di atas mungkin tak jarang terdengar dari lisan rakyat jelata di bumi Indonesia ini. Pemilu sebagai salah satu bentuk implementasi politik demokrasi Indonesia dibuat tidak transparan. Banyak masyarakat yang kecewa. Pemilu seolah hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan, budak para elit politik. Anehnya lagi, hampir setiap level di semua aspek luar politik dipolitisasi. Hukum menjadi mainan politik. Masalah pekerjaan yang seharusnya mengedepankan keahlian juga dibumbui suasana politik. Media informasi dikuasai elit politik tertentu. Bahkan sampai masalah UN siswa SD sampai SMA sudah mulai tercium bau politik.

           Kondisi yang sangat memprihatinkan bagi sebuah bangsa besar seperti Indonesia. Tak heran jika Indonesia pernah menyandang gelar nomor 1 di Asia untuk kasus korupsi. Hal ini akibat kekotoran politik yang tidak transparan. Tidak jelas arah politiknya. Semua seolah hanya mementingkan pribadi dan golongan. Masyarakat yang menjadi korbannya. Kesadaran politik seakan memudar mewarnai kekeruhan politik yang ada. Begitulah gambaran politik Indonesia saat ini. Siapakah yang mau ikut memperkeruhnya? Atau adakah yang mau memperjelasnya? Sungguh sebuah ironi.

Tinta Harapan

Bismillaah...
Blog ini dibuat untuk semua orang yang ku kenal dan yang ingin mengenal diriku. Sebagai sebuah langkah kecil untuk saling mengerti dan berbagi demi menggapai mimpi dan harapan. Menggapai asa,  meraih cita. Berbagi pengalaman untuk sama-sama diambil pelajaran. Kawanku semua, inilah perjalananku di dunia maya. Mari saling mengingatkan untuk kebaikan :)